PES 2017, siapa yang tidak kenal
dengan game tersebut. Game sepakbola dengan kualitas gambar yang ‘aduhai’
dipadukan dengan gameplay yang memukau. Selain itu, engine yang digunakan juga
sangat merakyat sehingga menjadi pilihan pertama bagi seseorang yang ingin
memainkan sepak bola dalam dunia digital.
Tahun 2016, tepatnya pada tanggal
13 September, serial terbaru dari Franchise ini rilis. Benar sekali, PES hadir
seminggu lebih awal dari FIFA 17 dengan harapan bisa mencuri hati para penggila
game sepakbola.
Improvisasi yang sangat terlihat di
PES 2017 dibandingkan dengan seri sebelumnya terlihat pada pergerakan penjaga
gawang yang lebih lincah. Tidak hanya memperlihatkan animasi yang realistis
terhadap tendangan sudut dan shot keras,
tetapi terdapat improvisasi di bagian penyelamatan tendangan rendah dengan satu
tangan, refleks memblok tendangan dengan satu kaki, dan juga reaksi
penyelamatan terhadap posisi bola yang lebih tinggi sehingga memperlihatkan
nuansa yang lebih hidup untuk sang stopper.
Kita akan jarang menemui kejadian dimana bola shooting akan dimuntahkan kearah striker lawan yang berada tepat di
depan gawang (it’s an easy job), dan
juga blunder-blunder yang bisa diperkirakan seperti menepis tendangan freekick dari arah samping yang malah
bola tepisan diarahkan ke dalam gawang. Salah satu contoh pergerakan realistic
kipper adalah memantulkan bola ke bawah ketika mendapatkan shooting keras yang tepat mengarah ke posisi penjaga gawang
berdiri.
Gerak Reflek Kiper yang terlihat lebih hidup
improvisasi juga terjadi di kontrol
bola. Sentuhan bola setelah menerima operan dan momentum pergerakan membelok
pada saat dribbling yang lebih realistic, dan juga shooting dan umpan menjadi
lebih “berat” seperti layaknya bermain game FIFA dibandingkan dengan PES 2016.
Permainan individu menjadi lebih sulit dipraktekkan akibat kontrol yang lumayan
berat tadi. Dikarenakan AI yang lebih defensive di game PES 2017, alangkah
baiknya kita bermain cepat dengan teknik direct
football. Proses recovery setelah
kehilangan bola juga lebih diperpendek waktunya sehingga kita bisa dengan cepat
berusaha merebut bola kembali. Efek benturan pada game PES 2017 juga lebih
orisinil dan autentik. Kita tidak lagi akan menemui momen-momen lucu dimana
pada saat dua pemain berlari tiba-tiba saja terpental kearah berlawanan tanpa
mengetahui sebab dan akibat. Bisa dibilang menyerupai realistis sama seperti
kita menonton pertandingan sepakbola di TV.
Setelah kita mengulas
kelebihan-kelebihan PES 2017 yang telah dijabarkan diatas, mari sekarang kita
menuju ke kekurangannya. Kekurangan yang dimaksud disini bukanlah seperti glitch atau sesuatu yang bisa dicap
buruk. Tetapi lebih menunjuk pada “kemonotonan”. Meskipun dua komentator PES
2017 yakni Peter Drury dan Jim Beglin lebih ramai dan hidup, tetapi kita masih
menemukan kata-kata yang digunakan pada seri PES 2016 seperti “and the lead is
two” dan “that is classic Kun Aguero”. Selain itu komentar terhadap informasi
pemain secara individu masih terlalu sedikit. Selain itu masih terdapat pemain
yang membatu melihat bola melewatinya begitu saja saat proses throw-in. Masalah klasik lainnya yang
terdapat di PES tiada lain tiada bukan adalah masalah lisensi, yang sepertinya
tidak akan pernah terselesaikan. Sedih rasanya melihat klub sebesar Real Madrid
dan Juventus tidak bisa menggunakan nama klub sebenarnya, meskipun hal tersebut
bisa diatasi dengan option file pada
PS4 dan juga penambahan Patch Edit untuk versi PC.
Kurang Yakin ini Real Madrid..Atau??
Secara umum PES 2017 sangat
memuaskan, AI yang lebih responsive dan juga kontrol bola menjadikan game ini
mendekati realita seperti kita bermain sepak bola di dunia nyata. Hanya saja
karena fitur story mode baru FIFA yang menjadi trending topik di dunia saat
ini, kemungkinan PES dan tentunya Konami masih harus puas di posisi runner up
di industri game sepak bola virtual.
0 Komentar untuk "Review PES 2017"